Bersabda Rosulullohi s.a.w :
Sesungguhnya bagi segala sesuatu itu ada penggosoknya. Dan sesungguhnya
penggosoknya hati itu ialah dzikrulloh. Dan tidak ada dari sesuatu yang
paling bisa menyelamatkan dari siksa Alloh (selain) dari dzikrulloh. Dan
meskipun seandainya lehermu dipotong dari pandangmu sendiri.
Hati manusia itu bisa di ibaratkan seperti kaca cermin. Dan
setiap kali manusia melakukan dosa, maka sama dengan menggoreskan satu
titik hitam (NUKTHOTUN SAUDA-UN) ke cermin hati. Bila
melakukan dua kali dosa berarti menggoreskan dua titik hitam, bila tiga
kali dosa, berarti tiga titik hitam, demikian seterusnya. Jadi dosa-dosa
itu bisa merubah hati manusia tapi tidak merubah jasmani manusia.
Meskipun manusia itu dosanya banyak, tetap tidak akan merubah
jasmaninya, jika tampan ya tetap tampan. Adapun yang berubah itu adalah
hatinya, bila semakin banyak berdosa maka hatinya akan semakin hitam
akhirnya gelap.
Jadi hati manusia itu asalnya putih, tapi oleh karena terkena
dosa dari mata, dari telinga, dari lisan, dari tangan dan kaki dst
akhirnya mengumpul titik-titik hitam di cermin hati, sehingga hati
menjadi hitam dan gelap. Lalu bila hatinya juga keras seperti batu,
karena dalam Alqur-an ada ayat yang menerangkan :
FAHIYA KAL HIJAAROTI AU ASYADDU QOSWAH
“Maka dia (hatinya) seperti batu atau lebih keras (dari batu)”.
Maka hatinya jadilah batu hitam.
Batu bahasa Arabnya HAJAR.
Hitam bahasa Arabnya ASWAD.
Bila digabung jadilah HAJAR ASWAD.
Kemudian disuruh mengecupnya supaya putih lagi. Tapi umumnya yang dikecup oleh orang-orang itu hanya HAJAR ASWAD yang di Timur Tengah saja, sedangkan hatinya sendiri (HAJAR ASWADnya) sendiri tidak pernah dikecup. Seharusnya HAJAR ASWAD nya sendiri itu dikecup dengan SAQOOLATAL QULUB (dengan pembersih hati) yakni DZIKRULLOH
(ingat kepada Alloh) supaya bersih, bukan tetangganya yang disuruh
ngecup. Dan bila hati (hajar aswadnya) tidak dikecup sendiri
(dibersihkan dengan dzikir) maka akan hitam terus.
Adapun Hajar aswad itu sendiri dahulunya adalah HAJAR ABYAD
(batu putih) dan berasal dari surga, turun bersama dengan Adam. Jadi
asalnya Hajar abyad itu di surga, begitu juga dengan Adam, tapi iblispun
juga disana.
Lalu kenapa batu yang asalnya putih (HAJAR ABYAD) berubah menjadi batu hitam (HAJAR ASWAD)? Sebabnya berubah jadi hitam karena terkena dosanya orang-orang musyrik atau karena dikecupi oleh orang-orang musyrik. Seandainya tidak dikecupi oleh orang-orang musyrik maka tidak akan menjadi hitam.
Oleh karena sekarang ini batunya sudah hitam maka
yang dikecupi oleh orang-orang itu ya hitamnya. Katanya sangat bangga
sekali bisa mengecupnya. Tapi sekarang oleh pemerintah sana sudah tidak boleh mengecup hajar aswad, sudah dilarang.
Adapun letaknya HAJAR ASWAD itu menempel di Baitulloh. Bait = rumah. Alloh itu namanya Dzat yang Maha Kuasa. Jadi hajar aswad itu menempel dirumahnya gusti Alloh.
Apa Alloh punya rumah ?
Punya, manusia saja punya rumah apalagi Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar