Pada tanggal 15 Rojab 1435 kemarin, secara tersirat Guru kami memberikan pelajaran tentang Dzikir Nafas. Kami mencari literatur dari Thoriqoh Anfasiyah tentang Dzikir tersebut.
Perlu diketahui bahwa buyut dari Sang Guru, Kyai Akhmad Zamrozi pengikut Thoriqoh Anfasiyah. Dan Beliau Sang Guru telah tamat dan boleh membai’at ajaran thoriqoh Anfasiyah. Jadi tidaklah aneh jika kami di berikan sedikit tentang metode Dzikir tersebut.
Jadi menurut kami pelajaran itu tidak hanya dikerjakan di malam 27 Rojab saja, tapi cobalah untuk mengerjakan tiap hari ( setiap saat). Kami sendiri sudah mendapat pelajaram tersebut lebih dari setahun lalu melalui “jalan lain” dan sudah kami amalkan dan kemarin itu kami anggap sebagai “pengijazahan” secara detail. Alhamdulillah.
Penjelasan berikut bisa digunakan sebagai referensi untuk memahami pelajaran kemarin, jadi metode tetap seperti di pelajaran dan penjelasan bisa mengikuti literatur berikut.
Zikir nafas merupakan zikir tingkat tinggi dimana para penerima zikir ini akan dibawa kepada pengenalan “diri yang sejati” sehingga ia lebih dekat dengan dirinya yang haq. Disamping itu zikir napas ini akan membawa seseorang kepada maqam keabadian dalam berzikir, karena selama napas itu masih dikandung badan selama itu pula nafas ini tidak akan berhenti menyebut Allah swt. Nafas tidak mengenal cela, salah, tidak di gunjing, di fitnah, bahkan tidak pernah mencuri, merampok, membunuh dan lain-lain dari pada sifat-sifat yang mazmumah. Oleh karena itu nafas dapat dikatakan makhluk yang kudus (suci).
Zikir pada thariqat anfasiyah tidak di amalkan seperti kita mengamalkan zikir pada thariqat qadiriyah dan naqsyabandiyah. Zikir ini cukup di gerakkan atau di fungsikan melalui jalan bai’at kepada guru yang memiliki ijazah dari seorang mursyid yang sudah di akui kebenarannya. Apabila nafas sudah berfungsi maka ia tidak akan berhenti menyebut Allah swt, dalam dirinya sendiri, mengingat Allah swt, dalam dirinya sendiri dan nafas ini tidak mengenal lupa sekalipun seseorang itu dalam keadaan tidur bahkan dalam keadaan sakratul maut nafas itu tidak pernah lengah dalam mengingat Allah swt.
CARA MELAKUKAN ZIKIR NAFAS ( Metode dari Thoriqoh Anfasiyah)
1. Sebelum membaca istigfar terlebih dahulu membaca di bawah ini 3 kali.
بسم الله الرحمن الرحيم
الله المعين – الله ناظري – الله شاهدي
Artinya : Allah penolongku – Allah penglihatanku – Allah penyaksiku.
2. Lalu membaca istigfar thariqat anfasiyah 3 kali
بسم الله الرحمن الرحيم
ﺃستغفر الله من تقصير فى عبادة عدد ﺃنفاس
لا معبود بحق الا الله
3. Selanjutnya membacakan lafaz zikir nafas 3 kali dan merenungkan maknanya. Lafaznya adalah sebagai berikut :
هو الله – هو الله – هو الله
- Kalimat” هو “ yang masuk pada ketika menarik nafas kedalam rongga mulut dan kalimat ini akan menyebar keseluruh tubuh melalui kehalusan serta kelembutan nafas yang menjadi tanda kehidupan bagi diri zat kita yang abadi.
- Kalimat” الله “ yang keluar pada ketika menghembuskan nafas dari rongga tubuh, ini sebagai tanda pengakuan diri zat kita yang abadi.
Penjelasan Makna Zikir Diatas
هو artinya Aku : jadi setiap nafas yang masuk dia akan berzikir menyebut dirinya هو (Aku), apa kita dalam keadaan jaga, lupa, atau tidur, selama nafas itu masuk kedalam rongga selama itu pula ia menyebut dirinya هو (Aku).
الله artinya : diri Dzat Tuhan yang bersifat dengan sifat Kesempurnaan. Jadi setiap nafas yang keluar dari mulut maupun hidung akan menyebut dirinya Allah.
Jika di terjemahkan lafaz هو الله ini akan bermakna Aku Allah. Kalimat ini tidak di sebut, selama nafas keluar masuk selama itu pula ia berzikir dengan sendirinya. Zikir ini yang menjadi hakikat diri kita yang sebenarnya. Kita ini adalah Allah, karena hanya Dia yang ada, semua yang kita sebut makhluk hanyalah bayangan belaka, bukan pada yang sebenarnya. Setiap bayangan akan kembali kepada wujud aslinya. Wujud asli kita adalah Allah, semua yang ada di alam jagad raya ini akan hancur, yang tinggal hanya wujud Allah saja. Ia berfirman di dalam Qur’an-Nya :
Artinya :
26. Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
27. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
هو الله atau Aku Allah ini bukan hanya pengakuan diri makhluk, namun pengakuan yang timbul dari Diri Dzat-Nya sendiri, selama ada pengakuan makhluk, itu bukan Dia.
Lalu menghayati bagian nafas
Bermula bagian nafas itu ada empat yaitu :
1. نفس (nafas)
Letaknya di mulut, ia sebagai keadaan keluar masuk pada tubuh manusia, dan nafas ini yang menjadi tanda kehidupan manusia, apabial nafas ini terputus, maka terputuslah air kehidupannya. Nafas ini akan selalu berzikir siang dan malam dengan menyebut هو الله (Aku Allah).
2. ﺃنفس (anfas)
Letaknya di hidung, ia keluar masuk melalui jalan hidung. Anfas ini akan selalu berzikir siang dan malam dengan menyebut هو الله (Aku Allah). Jadi hidung kita tidak pernah putus berzikir menyebut diri Dzatnya sendiri.
3. تنفس (tanaffas)
Letaknya di tengah-tengah antara telinga kanan dan kiri. Tanaffas ini tidak keluar dari tempatnya, ia selalu berzikir siang dan malam dengan menyebut هو الله (Aku Allah). Tanaffas ini yang selalu menjaga fikiran dari kelalaian, sehingga kita terhindar dari penyakit lupa (orang sasak menyebutnya penyakit opa).
4. نفوس (nufus)
Letaknya di jantung. Nufus ini selalu di dalam tidak keluar, tidak kekanan tidak kekiri, tidak keatas dan tidak kebawah, ia selalu berzikir siang dan malam dengan menyebut هو الله (Aku Allah). Tanaffas ini membuat sekujur tubuh menyebut diri Dzatnya sendiri.
Orang yang sudah mengetahui ilmu nafas akan memiliki beberapa kelebihan selama ia hidup di dunia, diantaranya ialah :
- Tidak akan pernah lalai ruh dan sirnya dalam berzikir kepada Allah swt.
- Tidak terkena oleh penyakit lupa (opa) dimasa tuanya.
- Dihindari dari sakratul maut di akhir hidupnya.
- Mengetahui hari, tanggal dan jam kematiannya.
- Jasadnya tidak akan di makan oleh tanah.
UPDATE !!!
Dzikir ini memang bukan dari “Shiddiqiyyah” tapi bersumber dari “Anfasiyah”. Tapi tidak masalah. Bagi yang ingin memperdalam / latihan dzikir ini, bisa mencoba metode berikut. Kami sudah mencoba dan Alhamdulilah sudah “melihat” sesuatu.
- Selain kontak pokok, cukup ditambah kontak ke Beliau Kyai Akhmad Zamroji ( Buyut Bpk Kyai ) dan tentu saja harus kontak ke Sang Guru Syekh Muchtarullloh Almujtabaa.
- Awalan amalan tetap, seperti di Istianah.
- Asmaul Husna AS SAMII’U – 180 X dan AL BASHIIRU – 302 X
- Bacaan pertama dalam pelajaran, masuk lewat hidung keluar lewat mulut, pelan pelan saja masing masing 66 X
- Bacaan kedua , masuk lewat hidung keluar lewat hidung, kalau bisa 92 X
- Bacaan ketiga, masuk lewat hidung tahan di otak sebentar, keluar lewat hidung. 17 X
- Sebetulnya ada bacaan ke empat, cobalah yang diatas itu dikerjakan dulu, semoga mendapat petunjuk bacaan yang ke empat.
Dan yang lebih penting, latihlah setiap saat tanpa jumlah hitungan. Kalau sudah agak terbiasa, jangan tersenyum-senyum terus kalau dekat dengan orang…
Selamat mencoba !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar