“sholat daim”. Aladzina hum ‘ala sholaatihim daa’imuun. Yaitu mereka yang terus menerus melakukan sholat (Q.S Al-Ma’aarij : 70:23)
Mereka yang mampu sholat daim adalah mereka yang tidak akan
berkeluh kesah dalam hidupnya dan senantiasa mendapat kebaikan
sebagaimana disampaikan Q.S 70 : 19-22. Nah, sholat daim ini modelnya
seperti apa? Ah.. tentu saja tidak bisa dibeberkan disini karena sholat
daim adalah “oleh-oleh” dari hasil pencarian spiritual manusia. Tidak
bisa diceritakan ke semua orang kecuali mereka yang telah memiliki
kematangan spiritual.
Sholat daim adalah sholatnya orang ‘arif yang telah mengenal Allah.
Ini adalah sholatnya para Nabi, Rasul, dan orang-orang ‘arif. Ilmu ini
memang tidak banyak diketahui orang awam. Lantas bagaimana dengan sholat
lima waktu? Nah sholat lima waktu sebenarnya adalah jumlah minimal saja
yang harus dikerjakan manusia untuk mengingat Allah. Pada hakekatnya
kita malah harus terus menerus untuk mengingat Allah sebagaimana
firman-Nya :
Dan ingatlah kepada Allah diwaktu petang dan pagi (Q.S Ar-Ruum (30) : 17)
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada pagi dan petang. (Q.S Al-Insaan (76) : 25)
Ayat diatas bukan berarti mengingat Allah hanya dua kali saja yaitu
waktu pagi dan petang sebab makna ayat diatas justru sehari-semalam!
Yakni pagi dimulai dari jam 12 AM-12 PM, sampai dengan petang jam 12
PM-12 AM, begitu seterusnya. Nah, karena tidak semua orang sanggup untuk
mengingat Allah dalam sehari-semalam maka sholat lima waktu itu adalah
merupakan event khusus untuk mengingat-Nya. Jika orang awam tidak
ada perintah sholat lima waktu maka tentu saja Allah akan mudah
terlupakan. Kalau Allah
terlupakan maka bumi ini bisa rusak oleh berbagai kejahatan yang
dilakukan manusia. Orang awam perlu dilatih disiplin melalui sholat lima
waktu ini untuk mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, kontrol diri
akan lebih kuat.
Namun demikian, janganlah merasa cukup puas hanya dengan sholat
lima waktu. Tingkatkanlah agar kita mampu melakukan sholat daim. Mari
kita simak kembali ungkapan Sunan Bonang yang tertulis dalam Suluk Wujil
:
Utaming sarira puniki
Angawruhana jatining salat
Sembah lawan pujine
Jatining salat iku
Dudu ngisa tuwin magerib
Sembahyang araneka
Wenange puniku
Lamun aranana salat
Pan minangka kekembaning salat daim
Ingaran tata krama
Artinya : “Unggulnya diri itu mengetahui hakekat sholat, sembah dan
pujian. Sholat yang sebenarnya bukan mengerjakan isya atau magrib. Itu
namanya sembahyang, apabila disebut sholat maka itu hanya hiasan dari
sholat daim. Hanyalah tata krama”
Dari ajaran Sunan Bonang diatas, maka kita bisa memahami bahwa
sholat lima waktu adalah sholat hiasan dari sholat daim. Sholat lima
waktu ganjarannya adalah masuk surga dan terhindar neraka. Tentu yang
mendapat surga pun adalah mereka yang mampu menegakan sholat yaitu
dengan sholat tersebut, ia mampu mencegah dirinya dari berbuat keji dan
mungkar.
Sayangnya, saat ini banyak orang yang hanya meributkan sholat
fisiknya saja dan melupakan hakekat sholat itu sendiri. Seringkali jika
terdapat perbedaan pada gerakan ataupun bacaan sholat, mereka saling
ribut mengatakan sholatnya paling benar dengan menyebut sejumlah Hadist
yang diyakininya benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar