Suatu hari, seperti biasanya raja beserta bala tentara termasuk
penasihat raja pergi ke hutan untuk berburu.Dengan tangkasnya, sang raja
menebas, mengayunkan pedang serta melesatkan anak panah demi
mendapatkan sang buruan. Raja sangat tertarik dengan seekor kijang yang
sempat melintas di hadapannya.
Bet……….bet…….shuuut….. sang raja menyabet dan menembak. Namun sayang
sekali, kali itu raja sedang tertimpa sial, dia bukannya mendapatkan
buruannya malahan dia secara tidak sengaja menyabet ibu jarinya sendiri.
“Aduuh….” raja mengerang kesakitan.
Setelah kejadian itu raja pun pulang dengan tangan hampa. Di
kerajaan, raja meminta saran kepada penasihatnya, apa yang harus dia
lakukan setelah kejadian itu. Penasihat raja pun memberi saran supaya
raja bersyukur atas segala yang menimpanya.
Sang raja pun otomatis langsung marah. “masa orang yang ibu jarinya
putus harus bersyukur”, pikir dia. Saking marahnya raja pun tanpa pikir
panjang menjebloskan penasihatnya ke penjara. Kemudian raja melihat
penasihatnya dipenjara dan dengan maksud mengujinya, raja bertanya
kepada penasihatnya itu. “Hai penasihat!! Sekarang apa yang akan kamu
lakukan atas apa yang telah menimpa mu sekarang”.
Si penasihat raja menjawab dengan tenang, “aku harus tetap bersyukur
kepada Allah.” Sang raja pun dengan merasa jengkel keluar sambil
terheran-heran dengan jawaban penasehatnya.
Esok harinya raja pun mengangkat penasihatnya yang baru. Dan dengan
penasehat barunya itu beserta pengawalnya, sang raja pun kembali
melakukan pemburuan ke hutan. Di hutan, raja menemukan sesuatu yang
aneh, Raja tidak menemukan satu hewan buruan pun. Yang ada, raja malah
bertemu dengan sekelompok suku asing yang sedang berburu. Raja dan
penasehat barunya berusaha untuk kabur, namun tidak berhasil. Raja dan
penasehat barunya tertangkap dan dihadapkan kepada kepala suku.
Di hadapan kepala suku, sang raja dan penasehat barunya kemudian di
periksa oleh kepala suku untuk dijadikan kurban persembahan.
Setelah melihat-lihat, sang raja akhirnya memutuskan untuk
mengurbankan salah-satunya. Dan yang dipilih olehnya adalah penasehat
raja, karena si kepala suku melihat ada kecacatan pada sang raja setelah
melihat ibu jari tangan sang raja putus. Sang raja pun akhirnya
dibebaskan.
Dengan perasaan senang, sang raja pulang ke kerajaan.
Esok harinya sang raja menemui mantan penasehatnya yang dulu
dipenjarakannya. Kemudian sang raja menyatakan bahwa penasehat itu bebas
dan diangkat lagi sebagai penasehatnya kembali. Sang raja akhirnya
sadar mengapa penasihatnya itu selalu meyarankan dia untuk tetap
bersyukur.
Sang raja harus bersyukur dengan putusnya ibu jari miliknya. Karena
disebabkan ibu jarinya putuslah si raja tidak jadi dikurbankan.
Begitu pula penasihat mesti bersyukur dengan dipenjarakannya dia.
Karena kalau tidak dipenjara, mungkin si penasihat itu yang akan ikut
berburu dengan raja dan akhirnya akan dikurbankan seperti halnya nasib
penasehat baru yang diangkat raja setelah penasehat yang pertama
dipenjarakan.
Kesimpulannya: kita harus tetap bersyukur dengan segala yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar