Tulisan ini lanjutan dari tulisan JALAN MENUJU ALLOH. Di dalam Sholat, Zakat, Puasa, Hajji semuanya itu harus ada Syari’at, Haqiqat dan Thoriqot.
Thoriqotnya Sholat itu banyak. Cari di toko-toko buku yang besar-besar maupun yang kecil-kecil. Buku tuntunan Sholat pasti tebal-tebal. Lebih-lebih karangannya Hasbi Shiddiqi, tebal sekali. Anda kalau membaca itu pasti bingung tidak mi’roj-mi’roj hanya berputar-putar di situ.
* Bermacam-Macam Mi’ Roj
ASH-SHOLAATU MI’ROJUL MUKMINIIN. Sholat itu kan naik (Mi’roj).
Ada Mi’roj : MIN DHOHIRIN ILADH DHOHIR.
Ada Mi’roj: MIN DHOHIR ILAL GHOIBI.
Ada Mi’roj: MIN GHOIBI ILAL GHOOIBIL GHOIB.
Jadi Mi’roj itu ada 3 macam:
- Mi’roj dari Dhohir menuju Dhohir.
- Mi’roj dari Dhohir menuju Ghoib.
- Mi’roj dari Ghoib menuju Ghoibul ghoib.
WALAQOD KHOLAQNAI, INSAANA MIN SULAALATIN MIN THIIN.
Mi’roj dari Ath Thin terus menuju Nutfah, kemudian naik lagi ke
`Alaqoh sampai ke tingkat 7 lengkap menjadi jasmani manusia. Ini
dinamakan Mi’roj.Setelah lahir telinga kanan di-Adzani dan telinga kiri di-Qomati supaya Mi’roj lagi. Sholat itu memang Mi’roj dari dhohir menuju ghoib.
Dari Ath Thin (tanah campur air) itu derajad pertama sampai menjadi manusia tingkat 7. dilihat sendiri dalam Al Qur’an.
WALAQOD KHOLAQNAL INSAANA MIN SULAALATIN MIN THIN.
Jadi dari Sulaalatin min Thin sampai Insan itu tingkat 7, prosesnya
itu Mi’roj. Kemudian dari Insan sampai Insan Abdulloh itu juga melalui
tingkat 7, yaitu Sholat.Diteliti sendiri di dalam Sholat nanti akan mengetahui. Berdiri, Ruku’, I’tidal, Sujud pertama, bangun dari sujud, Sujud kedua, duduk. Ada 7.
Dan diwajibkan membaca surat yang ayatnya hanya 7.
Jadi dari Insan sampai Insan Abdulloh melalui Sholat, itu namanya Mi’roj. Mi’roj dari Dhohir menuju Ghoib.
Kemudian Mi’roj dari Ghoib menuju Ghoibul Ghoib, yaitu dari Sholat sampai ke inti Fatehah.
Baca sendiri di dalam tafsir Mafaatihul Ghoib Jilid I, karangan Imam Fathur Rozi. Kalau Nabi kita itu Muhammad, tapi kita tidak ikut Mi’roj padahal kita diperintah Uswatun Hasanah. Nabinya Mi’roj akan tetapi umatnya tidak ikut Mi’roj, ya di bawah saja. (Ash Sholatu Mi’rojul Mukminiin).
Tapi kalau memang anda mengatakan Mi’roj orang-orang Sar’i ramai/geger, dikatakan kementhus (sok tahu). Ya biarlah itu memang dunia mereka.
Kalau anda tanya ada buku tuntunan puasa? Ada. Thoriqohnya puasa, kaifiyahnya puasa? Ada. Ada buku tuntunan Zakat? Ada. Ada buku tuntunan Hajji? Bertebaran, ada yang tebal dan ada yang tipis.
Kalau anda tanya ada buku Thoriqohnya Laa Ilaaha Illalloh? Tidak ada di toko. Yang ada Thoriqohnya Sholat, Thoriqohnya Zakat, Thoriqohnya Hajji, Thoriqohnya Puasa, bukunya tebal-tebal.
Pada tulisan selanjutnya kan kami tulis sedikit tentang dalil AWWALUDDIN MA’RIFATULLOH. (Ma’rifatulloh itu paling awal.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar