orang kafir…
Dari keterangan sebelumnya, merek aitu TAUHID ATAU SYIRIK ?
Apabila kita jawab : ” Mereka itu tauhid “.
Maka ini bertentangan dengan beberapa ayat dalam Alqur-an, yakni :
1. Bertentangan dengan ayat : BAL AKTSARUHUM LAA YA`QILUUN.
2. Dan juga bertentangan dengan ayat : SHUMMUN BUKMUN `UMYUN FAHUM LAA YA`QILUUN.
3. Bertentangan dengan ayat :INNA SYARRODDAWAABBI `INDALLOOHISH SUMMUL BUKMUL LADZIINA LAA YA`QILUUN.
4. Juga bertentangan dengan ayat : INNA SYARRODDAWAABBI `INDALLOOHIL-LADZIINA KAFARUU FAHUM LAA YU`MINUUN.
Tetapi seandainya kita jawab : ” Mereka itu tidak tauhid “.Maka akan bertentangan dengan ayat Alqur-an :
WALA-IN SA-ALTAHUM MAN KHOLAQOS
SAMAAWAATI WAL ARDLO WASAKHKHOROSY SYAMSA WAL QOMARO
LAYAQUULUNNALLOOHU. ( Q.S. Al `Ankabuut / Ayat 61 ).
Artinya : “Dan seandainya kamu (Muhammad)
bertanya kepada orang-orang kafirin dan musyrikin : ” Siapakah yang
telah menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi dan siapakah yang telah
menundukkan matahari dan bulan ? “.
Maka pastilah mereka menjawab : ” Yang
menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi serta yang menundukkan matahari
dan bulan adalah Alloh “.
Padahal ini adalah Firman Alloh sendiri dalam Alqur-an, dan memang
benar bahwa kenyataannya Alloh-lah Dzat Yang Menciptakan langit dan
bumi.Lihatlah dalam Alqur-an surat Al A`rof , surat Yunus, surat Ibrohim, dan dalam surat Sajadah, semuanya menerangkan :
ALLOOHUL LADZII KHOLAQOS SAMAAWAATI WAL ARDLO.
Artinya : ” Alloh adalah Dzat yang menciptakan langit dan bumi “.
Ketika mereka (orang-orang kafir) ditanya : MAN KHOLAQOS SAMAAWAATI WAL ARDLO ?
(Siapakah yang menciptakan langit dan bumi ?).
Kemudian mereka menjawab : LAYAQUULUNNALLOOH. (Yang menciptakannya adalah Alloh).Bukankah ini jawaban yang benar ?
Seandainya jawaban ini tidak benar, lalu siapakah yang menciptakan langit dan bumi ?
Bila ditanya lagi :
MAN SAKHKHOROSY SYAMSA WAL QOMARO ? (Siapakah yang menundukkan matahari dan bulan ?).
Kalau dijawab :
LAYAQUULUNNALLOOH. (Yang menundukkan matahari dan bulan adalah Alloh).
Maka ini adalah jawaban yang sesuai dengan Alqur-an :
WASAKHKHOROSY SYAMSA WAL QOMARO KULLUN YAJRII LI-AJALIN MUSAMMA. DZAALIKUMULLOOHU ROBBUKUM. (Faathir / 13).
Artinya : ” Dia (Alloh) menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan sesuai waktu yang ditentukan.
Itulah ciptaan Alloh, Tuhanmu “.
Bila diberi pertanyaan lagi :
MAN NAZALA MINAS SAMAA-I MAA-AN FA-AHYAA BIHIL ARDLO BA`DA MAUTIHAA ?
( Siapakah yang menurunkan air dari langit yang dengan air itu bumi menjadi hidup ?).
Kalau dijawab :
LAYAQUULUNNALLOOH ( Yang menurunkan air dari langit adalah Alloh ).
Maka ini adalah jawaban yang juga cocok dengan ayat Alqur-an :
WA-ANZALA MINASSAMAA-I MAA-AN FA-AHYAA BIHIL ARDLO BA`DA MAUTIHAA.
Artinya : ” Dan Kami (Alloh) telah menurunkan air dari langit, maka hiduplah bumi dengan air itu setelah matinya “.
” Siapakah yang menciptakan langit ? “. Mereka menjawab : ” Alloh “.” Siapakah yang menciptakan bumi ? “. Mereka menjawab : ” Alloh “.
” Siapakah yang menciptakan matahari ? “. Mereka menjawab : ” Alloh “.
” Siapakah yang menciptakan bulan ? “. Mereka menjawab : ” Alloh “.
” Siapakah yang menciptakan hujan dari langit ? “. Mereka menjawab : ” Alloh “.
” Siapakah yang menghidupkan tumbuh-tumbuhan ? “. Mereka menjawab : ” Alloh “.
Apakah orang-orang yang menjawab dengan jawaban yang benar ini disebut ” musyrik ” ?.
Apakah ada jawaban lain yang lebih benar ?
Adakah yang menciptakan langit itu selain Alloh ?
Inilah rumitnya masalah Tauhid Rububiyyah.
Bila mereka itu ‘tauhid‘, padahal yang dituju dalam ayat di atas adalah orang kafir dan musyrik.
Tapi kalau disebut mereka itu ‘musyrik‘, padahal jawaban mereka itu sesuai dengan i`tiqod tauhid yakni mengakui bahwa tidak ada yang menciptakan jagad ini selain Alloh.
I`tiqod tauhid adalah i`tiqod yang suci, kebalikannya i`tiqod tauhid adalah i`tiqod syirik, dan i`tiqod syirik adalah i`tiqod najis :
INNAMAL MUSYRIKUUNA NAJASUN. (At Taubat).
Artinya : ” Sesungguhnya orang-orang musyrik itu adalah najis “.
Dan bila orang yang menjawab : LAYAQUULUNNALLOOH itu disebut
bertauhid, maka pasti mereka itu aman, karena Alloh Ta`ala berfirman
dalam hadits qudsi :
MAN ATHORROLII BITTAUHIIDI DAKHOLA HISNII, WAMAN DAKHOLA HISNII AMINA `ADZAABII.
Artinya : ” Barang siapa yang mendapatkan
tauhid dalam hatinya maka orang itu masuk GedungKu, dan barang siapa
yang masuk GedungKu maka ia aman dari siksaKu “.
Menurut hadits qudsi ini ; kalau ingin aman dari siksa Alloh maka harus masuk Gedung Tauhid.Kalau mereka itu dikatakan tauhid, berarti mereka itu sudah suci dan sudah tidak terkena ancaman neraka karena sudah masuk gedung tauhid.
Padahal yang dituju dalam ayat :
WALA-IN SA-ALTAHUM MAN KHOLAQOS
SAMAAWAATI WAL ARDLO WASAKHKHOROSY SYAMSA WAL QOMARO
LAYAQUULUNNALLOOHU. ( Q.S. Al `Ankabuut / Ayat 61 ).
yang dituju dalam ayat ini adalah orang-orang kafir.Padahal jawaban mereka (orang-orang kafir) : ” LAYAQUU-LUNNALLOOHU ” itu adalah jawaban yang sesuai dengan beberapa ayat dalam Alqur-an atau sesuai dengan aqidah tauhid.
Bagaimanakah mengenai masalah ini ?
Pilihan jawabannya hanya ada dua : tauhid atau syirik ?
Kalau jawabannya benar maka pahalanya besar.
Akan tetapi bila anda menjawabnya keliru maka nanti kami juga ikut disalahkan.
Memang masalah tauhid rububiyyah ini adalah masalah yang tidak mudah.
Maka pada tulisan-tulisan selanjutnya inilah akan kami mulai mengungkap persoalan tauhid rububiyyah, oleh sebab itu saudara harus berusaha mengulang-ulang membaca tulisan ini. Memang ini dibikin sejelas mungkin. Maklumlah, saudara kita banyak. Tidak semua bisa paham hanya dengan keterangan yang singkat.
Pada tulisan berikutnya mulai masuk kedalam inti bahasan Tauhid Rubbubiyyah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar