Jumat

Hikmah Kisah Maling Kundang



Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan
keluarga yang memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.
Ibu Malin yang nama aslinya Nur Lita dulunya gadis desa yang suka Fesbuk-an. Kemana-mana bawa HP yang dibeli dengan menjual hasil panen orang tuanya. Hasil panen yang mestinya untuk menutup kebutuhan sehari-hari dipaksa untuk beli Hp si Lita, Ibunya si Malin.
Ketika suatu hari seorang pria korban dari kebinalan Si Lita, sehingga berurusan dengan Polisi, dengan tuduhan melarikan gadis dibawah umur. Akhirnya masalah diselesaikan dengan kekeluargaan, Si Pria malang menjadi suami Si Lita, yang aslinya Si Lita telah digauli banyak pria. Undian bro..
Kini semua itu telah menjadi bagian cerita masa lalu yang tidak di ungkit-ungkit lagi. Kini cerita yang terjadi adalah Si Malin menjadi pengganti Ayahnya yang telah pergi jauh tak kembali. Sesunguhnya Ayah Malin telah menikah lagi dengan pacar lamanya. Ayah Malin merasa enak saja, toh Malin bukan anak kandungnya…
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Sekedar info, Malin kundang adalah anak yang sholeh. Anak yang sangat rajin mujahadah. Rajin dzikir siang malam. Suatu ketika Malin Kundang berharap bisa kholwat jauh kenegeri sebrang. Tapi dia masih “terjerat” ikatan bakti seorang anak pada orang tua. Ketika tiba kesempatan.. tak dilewatkan lagi, merantau sambil Kholwat.
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. ”Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak”, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
 Singkat cerita, malin kundang beruntung. Di perjalanan dia ketemu seorang guru pesantren di jawa yang kaya raya, yang kebetulan sedang bepergian bersama keluarganya. Dipertemuan mereka akhirnya ada kecocokan. Malin kundang diangkat menjadi murid dan di jadikan menantu. Sungguh beruntung.
Malin Kundang mendapat Pencerahan. Dengan harta yang berlimpah, cukup waktu bagi Malin Kundang untuk mencapai tingkat sempurna rohaninya. Kini Dia mendapat tugas untuk memberi Ujian terakhir Untuk Ibunya, yang telah lama menderita akibat karmanya sendiri.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Tidak lupa, sebelum pergi sebagian besar harta Malin Kundang telah di berikan kepada Panti Asuhan, Anak-anak yatin di desa itu.Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena ingin menguji ibunya. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang perempuan penuh dosa yang sedang menghadapi ujian akhir dari Tuhan”, sahut Malin kepada istrinya.
Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu Malin Kundang bermunajat kepada Tuhan, dan saat itu pula dia diangkat kelangit dan hilang. Orang-orang menganggap malin kundang menjadi batu. Karena memang demikian adanya, jasad Malin Kundang yang telah  kekal muksa, karena Rohaninya meliputi Jasadnya.
Ibu malin kundang yang mendapat Ujian Akhir, ternyata gagal total. Ternyata nafsu Ibu malin masih sangat besar. Keinginan akan dunia masih sangat menggebu. Ketika diberi kesempatan sebagai Ibu yang dalan kondisi teraniaya, yang do’anya mustajabah, Justru dia buat mengutuk anaknya. Sungguh Nafsu amarah yang menyelimutinya.
Kini semua telah Usai. Malin Kundang telah Muksa, Jasmaninya Abadi. Ibu Malin tetap miskin, dan semakin miskin. Seumur hidupnya menyesal tapi tidak pernah Taubat. Hidup sengsara seumur hidupnya, sampai ajalnya dalam kesengsaraan.
TUHAN SELALU MEMBERI PILIHAN. !!
Jangan terlalu serius.  Semoga ada hikmahnya.

Tidak ada komentar: