Kisah ini tentang Nabi Khidir
yang mengajarkan berbagai macam ilmu kepada al-Qusyairi, dengan bekal
ini al Qusyairi menulis ribuan kitab yang menjadi rujukan dan pedoman
bagi ulama’ sesudahnya.
Tatkala Abul Qosim al-Qusyairi, baru
meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut ilmu ke Bukhara. sejenak
ia teringat betapa pakaian yang dikenakannya terkena percikan najis saat
ia bekerja membantu ibunya di rumah, ia berhenti dan berkata kepada
teman seperjalanannya, “Sahabatku,sebentar aku hendak pulang ke rumah
dan akan segera kembali kemari tapi engkau boleh pergi terlebih dahulu. Karena
aku teringat bajuku yang najis ini, bila aku tidak menggantinya, aku
takut najis ini akan mengotoriku sampai di negeri Bukhara.
Kalau masih
begitu keadaanku, aku khawatir ilmu-ilmu yang kupelajari dari guru kita
di sana akan menjadi penutup jalan menuju hidayah Allah, sehingga aku
tersesat karenanya, semoga aku dihindarkan dari hal yang sedemikian.”
Maka pulanglah Abul Qasim al-Qusyairi ke
rumahnya dan mendapati ibunya berdiri di depan pintu menyambut
kedatangannya dan memeluknya seraya berkata, “Alhamdulillah” karena
ibunya menunggu kepulangan anak satu-satunya yang ia sayangi.
Dikisahkan, kemudian Nabi Khidir as diperintahkan Allah untuk menemui Abul Qosim al-Qusyairi,
“Temuilah Abu Qosim al-Qusyairi, putera ibu yang Shalihah itu, dan
ajarkanlah ilmu-ilmu yang telah kau pelajari dari Abu Hanifah kepadanya,
karena dia pergi merantau di atas jalan yang direstui ibunya!”
Selanjutnya Nabi Khidir as menemui Abul Qosim al Qusyairi guna menurunkan ilmu-ilmu Fiqih. Dia berkata, ” Engkau berniat melakukan safar (sebutan dalam dunia Tasawuf bagi orang yang meninggalkan tempat kelahiran ke negeri yang jauh dengan niat menuntut ilmu) bersama temanmu untuk mencari ilmu dengan membiarkan ibumu sendirian di kampung ini. Maka biarkanlah aku akan mendatangimu setiap hari dan kau akan belajar bersamaku.”
Selanjutnya Nabi Khidir as menemui Abul Qosim al Qusyairi guna menurunkan ilmu-ilmu Fiqih. Dia berkata, ” Engkau berniat melakukan safar (sebutan dalam dunia Tasawuf bagi orang yang meninggalkan tempat kelahiran ke negeri yang jauh dengan niat menuntut ilmu) bersama temanmu untuk mencari ilmu dengan membiarkan ibumu sendirian di kampung ini. Maka biarkanlah aku akan mendatangimu setiap hari dan kau akan belajar bersamaku.”
Sejak pertemuan pertama kali antara Nabi
Khidir as dengan Abul qosim itu, Khidir as datang kembali pada keesokan
harinya dan hari-hari berikutnya. Demikian berlangsung selama 3 tahun.
Sesudah menyerap ilmu-ilmu dari Nabi Khidir as selama 3 tahun, selanjutnya di sepanjang hidupnya ia mampu menulis seribu Kitab yang berisikan bermacam-macam jenis ilmu..
Sesudah menyerap ilmu-ilmu dari Nabi Khidir as selama 3 tahun, selanjutnya di sepanjang hidupnya ia mampu menulis seribu Kitab yang berisikan bermacam-macam jenis ilmu..
Nabi Khidir as belajar ilmu-ilmu fiqih
kepada Abu Hanifah selama 30 tahun, sedangkan Abul Qosim al-Qusyairi
menyerap ilmu-ilmu tersebut hanya dalam tempo 3 tahun. Apakah karena
nabi Khidir as mempunyai metode pengajaran yang efektif dengan segala
kelebihan yang diberikan Allah swt atau Abul Qosim al-Qusyairi yang
memang benar-benar jenius?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar