Mungkin para pembaca merasa penjelasannya koq di ulang-ulang. Kami berharap dengan cara demikian kita bisa benar-benar faham dengan keterangan yang akan kami sampaikan.
Dalam surat Al Anfal, surat ke 8 ayat 24 tersebut di tulisan sebelumnya ada kalimat yang berbunyi :
“YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUU” (artinya : Wahai orang-orang yang beriman)
* Ayat ini adalah ditujukan kepada orang-orang yang beriman (AAMANUU).
Kemudian lanjutan ayat tersebut diatas ada kalimat yang berbunyi :
“ISTAJIIBUU LILLAAHI WALIRROSUULI” ( artinya : Hendaklah kamu semua menyambut ajakan Alloh dan Rosululloh)
* Ayat ini adalah berisi perintah, agar supaya orang-orang yang beriman (AAMANUU) itu menyambut ajakan Alloh dan Rosululloh.
Kemudian lanjutan ayat tersebut diatas ada kalimat yang berbunyi :
“IDZAA DA’AAKUM LIMAA YUHYIIKUM” (artinya : Ketika kamu diseru untuk sesuatu yang menghidupkan kamu).
* Ayat ini adalah berisi tujuan perintah
menyambut ajakan Alloh dan Rosululloh yaitu diseru untuk sesuatu yang
menghidupkan kamu.
Melihat dari kalimat demi kalimat dalam surat Al Anfal/s.8/ayat 24 tersebut di atas, lalu timbul beberapa pengertian.
1. SOAL :
Mengapa orang-orang AAMANUU (beriman) itu masih diperintah menyambut ajakan Alloh dan Rosululloh?…
JAWAB :
Adanya orang-orang AAMANUU diperintah menyambut ajakan Alloh dan Rosululloh, karena AAMANUU (orang-orang yang beriman) itu adalah hidup, bukan mati.
2. SOAL :
Tapi mengapa orang-orang AAMANUU yang hidup ini masih diperintah untuk menghidupkan dirinya, buktinya adalah ayat yang berbunyi LIMAA YUHYIIKUM (artinya untuk sesuatu yang menghidupkan kamu) ?…
JAWAB:
Kalau begitu berarti orang-orang yang beriman (AAMANUU) itu masih mati (belum hidup).
3. SOAL :
Dan mengapa orang-orang AAMANUU itu dikatakan masih mati, padahal jelas beda dengan orang kafir ?..
JAWAB :
Karena orang AAMANUU itu belum minum MA-UL HAYAT, apalagi orang kafir.
4. SOAL :
Kalau memang orang-orang AAMANUU itu masih mati (belum hidup), lalu yang dimaksud ini hidup yang bagaimana?…..
- Kalau yang dikatakan hidup itu perkembangan, itu adalah hidupnya tumbuh-tumbuhan, sedangkan kita bukan tumbuh-tumbuhan.
- Kalau yang dikatakan hidup itu keluar masuknya nafas (pergantian zat), itu adalah sama dengan hidupnya hayawan dan ini tidak ada bedanya, hidupnya kucing juga keluar masuk nafas .
Dan kalau hidupnya orang mu’min itu dikatakan keluar masuknya nafas, itu berarti sama dengan hayawan..?
- Kalau yang dikatakan hidup itu hubungannya roh dengan jasmani, apa bedanya dengan hidupnya orang kafir..? Padahal dalam ayat ini orang AAMANUU itu masih mati kalau belum minum Ma’ul hayat, apalagi orang kafir.
5. SOAL : Apakah tidak ingin hidup langgeng ..?
JAWAB : Ya ingin !
6. SOAL : Kalau memang ingin, kenapa tidak mencari..?
JAWAB : Ya mencari !
7. SOAL : Kalau memang mencari, mengapa tidak tahu tempatnya?….
JAWAB : Sudah tahu !
8. SOAL : Kalau memang sudah tahu tempatnya, mengapa tidak bisa mengambil?…
JAWAB : Ini semuanya disebabkan karena belum minum MA- UL HAYAT.
Jadi kesimpulannya adalah, kalau kita sebagai orang-orang yang
beriman tidak mencari dan minum MA-UL HAYAT, maka kita masih mati (belum
hidup).Kalau dalam tafsir, ayat 24/s.8/surat Al Anfal ini bermakna dhohir, yaitu dihubungkan dengan peperangan zaman kanjeng Nabi.
Kalau memang ayat ini dihubungkan dengan peperangan zaman kanjeng Nabi, berarti ayat ini sekarang sudah tidak berlaku dan hanya berlaku pada zaman kanjeng Nabi saja, sebab sekarang sudah tidak ada peperangan seperti zaman kanjeng Nabi dan adanya hanya di Makkah saja. Kalau begitu, tidak di sini. Padahal Alqur’an itu untuk seluruh manusia.
Akan kami perjelas keterang di tulisan berikutnya… ini masih seputar HIDUP, belum masuk tema utama. Tapi sabar saja, nanti buru-buru malah gak paham.
Semoga manfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar