Ketika kita berdzikir dengan posisi duduk menghadap qiblat(hati) dan
jangan bergerak. Qolbu juga kita suarakan (dzikir) Allah… Allah… Allah…
terus sampai badan kita tak merasakan apa-apa.
Qolbu terus bersuara…..
masukkan lagi ke kedalaman yang paling dalam, lalu suarakan lagi
dzikrullah ke kedalaman yang paling dalam itu, bersuara Allah… Allah…
Allah… Setelah itu dengarkan dengan qolbu-mu, samakan dengan suara
qolbumu. Sampai muncul adanya getaran. Dan rasakan getaran, kehidupan
Roh terasa hidup dan makin hidup, hidup yang lebih hidupi dengan
hidupnya Roh yang sedang berdzikir. Dan kita bisa katakan ; Hidup Dalam
Roh yang Sedang Berdzikir. Dan kita bisa lebih mengenal Roh kita lewat
dzikrullah.
Mari kita perhatikan sabda Rosullulah Muhamad Saw;
“Bahwasanya bagi tiap sesuatu ada alat untuk mensucikan dan alat untuk mensucikan Qolbu itu ialah Dzikrullah.”
Pintu awal memasuki alam Roh adalah lewat qolbu, kalau qolbu sudah
dibersihkan dengan dzikir Sirr/ qolbu, maka lambat laun Roh ikut
menyuarakan dzikir. Dalam fase ini prosesnya melalui ritual-ritual
Khusus. Dengan mengkhususkan diri dalam menjalankan ritual, maka
kebersihan qolbu akan nampak dari kebeningan dalam pemikiran, karena
qolbu selalu mengumandangkan dzikir, sedangkan Roh, dalam kondisi
kesuciannya, ikut melantunkan dzikir. Dzikirnya Roh mampu merontokkan
hijab jiwa yang sekian lama membelenggunya yang sulit dipisahkan.
Dalam surat As-Syam ayat 9 dan 10, Allah swt berfirman:
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya
10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori jiwanya.
Selalu Berdzikir kepada Allah swt akan senantiasa menguatkan iman dan
taqwa seseorang, sekaligus membersihkan qolbu serta Roh. Dalam
perjalanan hidupnya, yang dipikirkan hanya pendekatan diri kepada Allah
swt. Ilham-ilham pun sering didapatkan, menerima ilham lewat qolbu dan
Roh sebagaimana firman Allah swt. Dalam surat As-Syam ayat 8:
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu(jalan) kefasikan dan (jalan) ketaqwaannya”(As-Syam ayat 8).
Jadi Allah swt juga masih menguji dan memberi cobaan kepada orang
yang taqwa, cobaan itu berupa: kejelekan serta kehinaan. Apakah dia
Oleng, goyahkah taqwanya? Atau tambah kokoh taqwanya? Sesungguhnya
orang-orang yang taqwa, dia mampu mengantisipasi dan menangkal dengan
kesabaran dan ketabahan hati. Dia tetap tegar dalam menghadapi segala
cobaan yang menimpanya dan senantiasa mengokohkan posisi dalam
kesuciannya yang tidak akan dicemari oleh siapapun. Karena Roh tetap
suci. Jadi yang bisa dikotori itu adalah jiwa bagian luar, itu-pun hanya
limbasan dari kotornya qolbu yang dililit pengaruh dari hawa nafsu
serta keinginan yang menyesatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar