LAKON MANUSIA DI DUNIA
Dalam Al Qur’an surat Ar Rum ayat 40 diterangkan:
ALLOHULADZII KHOLAQOKUM SUMMA ROZAQOKUM SUMMA YUMIITUKUUM..
Artinya : Alloh Dzat yang telah menjadikan kamu kemudian member rizqi kepadami kemudian mematikan kamu semua….
Ayat tersebut di atas menerangkan bahwa manusia itu mempunyai tiga (3) lakon hidup di dunia ini, atau disebut Tri Lakon. Lakon-lakon manusia tersebut adalah:- Lakon Lahir atau Lakon Awal
- Lakon Hidup atau Lakon Tengah
- Lakon Mati/Wafat atau Lakon Akhir
Lakon awal adalah lakon lahir, yakni ketika lahirnya manusia dari rahim sang ibu. Lakon lahir adalah lakon perpindahan dari alam yang sempit ke alam yang luas, dari alam yang gelap ke alam yang terang, dari alam kandungan ke alam perjuangan.
ANAK BARU LAHIR DIADZANI DAN DIIQOMATI
Rosululloh Sollallohu Alaihi Wasallam memberikan tuntunan kepada kita
apabila kita mempunyai anak yang baru lahir, maka kita dianjurkan unutk
mengadzani telinga kanannya dan mengiqomati telinga kirinya. Seperti
yang telah disabdakan oleh Rosululloh:
QOOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ALIHI
WASALLAM: MAN WULIDA LAHU WALADUN FA ADZ DZANAFII UDZUNIHIL YUMNA WA
AQOOMA FII UDZUUNIHIL YUSROO LAM TADHURRUHU UMMUSH SHIBYAAN
(‘Anil Husain – Rowahu Abu Ya’laa – Jami’ush Shogir / Jilid II / Huruf Mim / Hal. 320)
(‘Anil Husain – Rowahu Abu Ya’laa – Jami’ush Shogir / Jilid II / Huruf Mim / Hal. 320)
Artinya: Telah bersabda Rosulullohi
Shollallohu Alaihi Wasallam: “Barangsiapa yang mempunyai anak yang
lahir, maka adzanilah pada telinga kanannya dan qomatilah pada telinga
kirinya, maka tidak membahayakan anak tersebut dari Umush Shibyan.
Orang Islam Islam yang menerima Hadist tersebut ada yang
melaksanakan, ada yang menolak. Sebagian orang Islam ketika mempunyai
anak yang baru lahir kemudian diadzani pada telinga kanannya dan
diiqomati pada telinga kirinya. Akan tetapi ada sebagian orang Islam
yang tidak mau menerima Hadist tersebut, maka ketika mempunyai anak yang
baru lahir tersebut tidak diadzani pada telinga kanannya dan tidak
diiqomati pada telinga kirinya.Adapun alasan orang yang tidak mau menerima Hadist di atas yaitu:
1. Alasan pertama. Karena setelah Hadist tersebut diberi tanda huruf (dhod) yakni singkatn dari Dhoif yang berarti menunjukkan nilai Hadist tersebut adalah Hadist yang lemah.
2. Alasan kedua. Di dalam adzan, ada kalimat “Hayya alash sholaah” yang
maksudnya mengajak untuk mengerjakan sholat. Jadi anak yang baru lahir
itu diajak sholat, lalu apakah anak yang baru lahir tersebut sudah bisa
sholat, kok diajak melaksanakan sholat? Padahal pada Hadist yang lain, anak umur tujuh tahun itulah anak mulai diperintahkan sholat
Itulah alasannya sebagian orang yang tidak mau menerima Hadist di atas.Memang pada Hadits tersebut oleh Imam Jalaludin As Suyuthi diberi tanda huruf (dhod) yang maksudnya Dhoif (lemah), akan tetapi para ahli-ahli Hadits sepakat mengatakan bahwa Hadits Dhoif itu boleh digunakan kalau untuk Fadho’ilul Amal (Keutamaan ‘Amal), yakni untuk keutamaan amal, bukan untuk menentukan haram atau halal.
*Tunggu Episode Selanjutnya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar