Kamis

Hikmah Adzan

LAKON MANUSIA DI DUNIA
Dalam Al Qur’an surat Ar Rum ayat 40 diterangkan:
ALLOHULADZII KHOLAQOKUM SUMMA ROZAQOKUM SUMMA YUMIITUKUUM..
Artinya : Alloh Dzat yang telah menjadikan kamu kemudian member rizqi kepadami kemudian mematikan kamu semua….
Ayat tersebut di atas menerangkan bahwa manusia itu mempunyai tiga (3) lakon hidup di dunia ini, atau disebut Tri Lakon. Lakon-lakon manusia tersebut adalah:
  1. Lakon Lahir atau Lakon Awal
  2. Lakon Hidup atau Lakon Tengah
  3. Lakon Mati/Wafat atau Lakon Akhir
Lakon mati/wafat bukanlah lakon terakhir, kuburan bukanlah tempat peristirahatan yang terakhir, akan tetapi peristirahatan sementara.
Lakon awal adalah lakon lahir, yakni ketika lahirnya manusia dari rahim sang ibu. Lakon lahir adalah lakon perpindahan dari alam yang sempit ke alam yang luas, dari alam yang gelap ke alam yang terang, dari alam kandungan ke alam perjuangan.



ANAK BARU LAHIR DIADZANI DAN DIIQOMATI
Rosululloh Sollallohu Alaihi Wasallam memberikan tuntunan kepada kita apabila kita mempunyai anak yang baru lahir, maka kita dianjurkan unutk mengadzani telinga kanannya dan mengiqomati telinga kirinya. Seperti yang telah disabdakan oleh Rosululloh:
QOOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ALIHI WASALLAM: MAN WULIDA LAHU WALADUN FA ADZ DZANAFII UDZUNIHIL YUMNA WA AQOOMA FII UDZUUNIHIL YUSROO LAM TADHURRUHU UMMUSH SHIBYAAN
(‘Anil Husain – Rowahu  Abu Ya’laa – Jami’ush Shogir / Jilid II / Huruf Mim / Hal. 320)
Artinya: Telah bersabda Rosulullohi Shollallohu Alaihi Wasallam: “Barangsiapa yang mempunyai anak yang lahir, maka adzanilah pada telinga kanannya dan qomatilah pada telinga kirinya, maka tidak membahayakan anak tersebut dari Umush Shibyan.
Orang Islam Islam yang menerima Hadist tersebut ada yang melaksanakan, ada yang menolak. Sebagian orang Islam ketika mempunyai anak yang baru lahir kemudian diadzani pada telinga kanannya dan diiqomati pada telinga kirinya. Akan tetapi ada sebagian orang Islam yang tidak mau menerima Hadist tersebut, maka ketika mempunyai anak yang baru lahir tersebut tidak diadzani pada telinga kanannya dan tidak diiqomati pada telinga kirinya.
Adapun alasan orang yang tidak mau menerima Hadist di atas yaitu:
1.        Alasan pertama. Karena setelah Hadist tersebut diberi tanda huruf (dhod) yakni singkatn dari Dhoif yang berarti menunjukkan nilai Hadist tersebut adalah Hadist yang lemah.
2.        Alasan kedua. Di dalam adzan, ada kalimat “Hayya alash sholaah” yang maksudnya mengajak untuk mengerjakan sholat. Jadi anak yang baru lahir itu diajak sholat, lalu apakah anak yang baru lahir tersebut sudah bisa sholat, kok diajak melaksanakan sholat? Padahal pada Hadist yang lain, anak umur tujuh tahun itulah anak mulai diperintahkan sholat
Itulah alasannya sebagian orang yang tidak mau menerima Hadist di atas.
Memang pada Hadits tersebut oleh Imam Jalaludin As Suyuthi diberi tanda huruf (dhod) yang maksudnya Dhoif (lemah), akan tetapi para ahli-ahli Hadits sepakat mengatakan bahwa Hadits Dhoif itu boleh digunakan kalau untuk Fadho’ilul Amal (Keutamaan ‘Amal), yakni untuk keutamaan amal, bukan untuk menentukan haram atau halal.
*Tunggu Episode Selanjutnya ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar