Selasa

Gedung Cahaya

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIMI
Bagi sebagian pembaca pastilah sudah tidak asing lagi dengan gambar gedung di atas.
Ya, itu gedung yang berada di tengah-tengah area tempat berdo’a bersama-sama di setiap malam tanggal 15. Tapi mungkin sebagian belum tahu nama gedung itu. gedung itu bernama GEDUNG CAHAYA.
Pada waktu berdo’a bersama setiap tanggal 15, gedung tersebut ditempati oleh SANG MURSYID beserta KHOLIFAH-nya, dan bebera orang yang dipandang penting. Terus terang kami tidak tahu kategori “penting” disini. Sebaiknya tidak usah menduga-duga, karena kita sedang tidak membahas hal tersebut.
Pada kesempatan kali ini kami akan sedikit berbagi pengalaman kepada saudara di sini yang kebetulan setiap tanggal 15 ikut berdo’a bersama di sana, tentang bagaimana “memanfaatkan” GEDUNG CAHAYA ini.
Kami yakin sebagian besar saudara yang hadir di pengajian itu tidaklah paham tentang keberadaan GEDUNG CAHAYA itu. Buktinya sebagian besar dari peserta lebih senang datang terlambat dan santai-santai. Bahkah sampai-sampai Sang Guru membuat kebijakan baru, di pengajian yang akan datang, jam 8 pengajian harus dimulai, masak setiap pengajian Guru justru menunggu murid, hingga molor sampai jam 10 malam.
Kembali ke pokok bahasan. Di malam pengajian, GEDUNG CAHAYA ini pada sore hari, pada kira-kira setelah Maghrib powernya mulai di ON-kan. Secara ghoib gedung ini memancarkan cahaya sangat terang menyelimuti seluruh area, dan memancar terhubung ke langit. Gitu kira-kira gambarannya. Cobalah untuk merasakan sendiri, ketika berada di sana.
Nah sekarang bagaimana “memanfaatkan” pancaran cahaya tersebut, kami akan sedikit berbagi cara pada saudara di sini sesuai dengan tingkatan masing-masing pelajaran yang sudah di ikuti.
1. Bagi yang baru saja mendapat pelajaran DZIKIR NAFY ISBAT. Bagi yang baru mendapat pelajaran DZIKIR ini, cobalah untuk melatih diri dengan “menghilangkan” semuanya, artinya melenyapkan wulu, kulit, daging… dst, melenyapkan jasmani dan ”memasukkan” cahaya yang meliputi kita saat itu. Setidaknya bayangkan saja seperti itu dulu.
2. Bagi yang sudah mendapat pelajaran DZIKIR ISMU DZAT. Bagi yang sudah mendapat pelajaran ini, cobalah berlatih “melenyapkan” semua yang ada di muqodimmah dzikir itu, seluruh PANCA INDRA dan GERBANG ROHANI. Kemudian, seiring dzikir Alloh-alloh… rasakan CAHAYA mengalir kedalam diri kita. Usahakan kalimat Alloh.. Alloh itu tidak dibaca, tapi muncul dengan sendirinya.
3. Bagi yang sudah mendapat pelajaran TR 7 dan TR 40. Khusus di tempat ini, cobalah merubah sedikit pola fikir. Jangan menarik CAHAYA di area ini, karena saudara akan membutuhkan energi terlalu besar, dan hasilnya kurang maksimal. CAHAYA di area ini tidak perlu di tarik, karena sudah MELIPUTI. Cobalah untuk MENYELARASKAN saja, menguasai kesadaran kalau kita sedang dalam liputan CAHAYA.
4. Bagi yang sudah mendapat pelajaran FATEHAH. Karena pelajaran FATEHAH adalah penggabungan dari point 1 – 3, maka cukup menyadarkan diri kita untuk MELEBUR dalam CAHAYA. Setiap Ayat FATEHAH akan menghasilkan CAHAYA yang otomatis TERKONEKSI dengan cahaya di area tersebut. Bagi yang sudah mencapai rahasia FATEHAH tingkat ke 2, cobalah masuk melewati GERBANG ROHANI, dan tenggelamkan diri kita kedalam cahaya.
5. Bagi yang sudah mendapat pelajaran AYAT NUR. Karena ini GEDUNG CAHAYA, dan yang ditulis di plang atap itu juga AYAT NUR, cara paling akurat “meng-akses” GEDUNG CAHAYA ini tentu saja menggunakan AYAT CAHAYA. Ketika kita menggunakan AYAT NUR di area ini, seperti kita ketemu yang kita cintai. Begitulah kira-kira. Istilahnya CAHAYA ketemu CAHAYA. NURUN ALA NUR.
Secara umum, segala yang kami sampaikan di atas, harus dikerjakan dengan Ikhlas. Dan kunci utama dari proses diatas adalah Ikhlas. Nah sebetulnya Ikhlas sendiri sangat sulit dicapai, tapi jangan menyerah, teruslah berlatih. Insya Alloh dilain kesempatan akan kami sampaikan  tentang tingkatan Ikhlas. Semua saling menunjang, saudara berusaha meng-akses CAHAYA, Insya Alloh dikemudian hari kita akan diberi kepahaman tentang Ikhlas. Insya Alloh.
Itulah sedikit pengalaman kami. Kami sangat yakin, pengalam kami hanyalah setitik air embun dibanding lautan. Kami juga percaya, saudara kami di sini atau yang di sana, banyak yang jauh lebih berpengalamam dalam hal ini.
Mungkin ada terlintas di fikiran saudara, kira-kira manfaat apa yang didapat jika kita bisa meng-akses CAHAYA di area itu? cukup sederhana saja, CAHAYA menjadikan HIDUP LEBIH HIDUP… kaya iklan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar