Selasa

Apakah Ma'ul-Hayat Itu?


Menurut Alqur-an Ma-ul Hayat itu adalah:
1-  Air yang mengandung hidup (MAA-UN  HAYYUN )
Sebagaimana tersebut dalam Alqur’an :

WAJA’ALNAA MINAL MAA-I KULLA SYAI-IN HAYYIN AFALAA YU’MINUUN.
Artinya:”Dan Kujadikan dari air tiap-tiap hidup, apakah kamu tidak beriman..?”.(surat Al Anbiya’/s.21/ayat 30)
Disini ada kalimat “AIR”, lalu kenapa dihubungkan dengan Iman?……   
2-  Air suci ( MAA-AN THOHUURON)
Sebagaimana tersebut dalam Alqur’an :
WA ANZALNAA MINAS SAMAA-I MAA-AN THOHUUROO.
Artinya:”Dan Aku turunkan dari langit air suci”.(surat Al Furqon/s.25/ayat  48)
Menurut makna dhohir, yang dimaksud “ LANGIT “ disini adalah “LANGIT DHOHIR” yaitu langit yang menurunkan air hujan. Dan kalau menurut makna bathin, yang dimaksud “LANGIT” disini adalah “BUKAN LANGIT DHOHIR akan tetapi  LANGIT RUHANI”.

3-  Air Barokah (MA-AN MUBAA ROKAN)
Sebagaimana tersebut dalam Alqur’an :
WANAZZALNAA MINAS SAMAA-I MAA-AN MUBAAROKAN.
Artinya:”Dan Saya turunkan dari langit air yang diberkahi”.(surat Qof/s.50/ayat.9)         
4- Air yang menyegarkan ( MAA-AN GHODAQOO)                                           
Maa-an Ghodaqoo yang dimaksud disini adalah air yang menyegarkan, yaitu menyegarkan pikiran, menyegarkan hati, menyegarkan perasaan. Sebagaimana tersebut dalam Alqur’an:
WA AN LAWIS TAQOOMUU ‘ALATH THORIIQOTI LA-ASQOINAAHUM MAA-AN GHODAQOO.
artinya:”Dan jika mereka itu tetap berjalan atas Thoriqotnya, benar-benar kami akan memberikan kepadanya air yang segar”.  (surat  Jin /s 72 /ayat 16).
Jadi air hidup, air suci, air barokah, air segar ini semua haqeqatnya adalah sama, yaitu MA-UL HAYAT. Akan tetapi  kalau makna dhohir yaitu air-air yang turun seperti air hujan, turun dari langit biasa. Oleh karena ada makna bathin, maka yang dimaksud Ma-ul Hayat itu bukan air biasa, akan tetapi air yang turun dari langit  ruchani (langit bathin) bukan langit dhohir.
Ditulisan berikutnya, akan kami sampaikan tentang HIKMAH MAUL HAYAT. Tulisan-tulisan disini kami atur sedemikian rupa, sehingga ketika dibaca tidak terasa begitu mendalam. Semua kembali kepada rohani kita masing-masing dalam merenungkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar