Rabu

Hajar Aswad

QOOLA ROSUULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAMA : INNA LIKULLI SYAI-IN SAQOOLATAN WA INNA SAQOOLATAL QULUUBI DZIKRULLOHI, WAMAA MIN SYAI-IN ANJAA MIN ‘ADZAABILLAHI MIN DZIKRILLAHI, WALAU AN TADL-RUBA BISAIFIKA HATTAA YAN-QOTI’U (‘An Ibni Umar) Rowahul Baihaqi fi sya’bil iman. (Jami’ush shoghir / I / Alif / 166).

Bersabda Rosulullohi s.a.w : Sesungguhnya bagi segala sesuatu itu ada penggosoknya. Dan sesungguhnya penggosoknya hati itu ialah dzikrulloh. Dan tidak ada dari sesuatu yang paling bisa menyelamatkan dari siksa Alloh (selain) dari dzikrulloh. Dan meskipun seandainya lehermu dipotong dari pandangmu sendiri.
Hati manusia itu bisa di ibaratkan seperti kaca cermin. Dan setiap kali manusia melakukan dosa, maka sama dengan menggoreskan satu titik hitam (NUKTHOTUN SAUDA-UN) ke cermin hati. Bila melakukan dua kali dosa berarti menggoreskan dua titik hitam, bila tiga kali dosa, berarti tiga titik hitam, demikian seterusnya. Jadi dosa-dosa itu bisa merubah hati manusia tapi tidak merubah jasmani manusia. Meskipun manusia itu dosanya banyak, tetap tidak akan merubah jasmaninya, jika tampan ya tetap tampan. Adapun yang berubah itu adalah hatinya, bila semakin banyak berdosa maka hatinya akan semakin hitam akhirnya gelap.
           
Jadi hati manusia itu asalnya putih, tapi oleh karena terkena dosa dari mata, dari telinga, dari lisan, dari tangan dan kaki dst akhirnya mengumpul titik-titik hitam di cermin hati, sehingga hati menjadi hitam dan gelap. Lalu bila hatinya juga keras seperti batu, karena dalam Alqur-an ada ayat yang menerangkan :
FAHIYA KAL HIJAAROTI AU ASYADDU QOSWAH
“Maka dia (hatinya) seperti batu atau lebih keras (dari batu)”.
Maka hatinya jadilah batu hitam.
Batu bahasa Arabnya HAJAR.
Hitam bahasa Arabnya ASWAD.
Bila digabung jadilah HAJAR ASWAD.
           
Kemudian disuruh mengecupnya supaya putih lagi. Tapi umumnya yang dikecup oleh orang-orang itu hanya HAJAR ASWAD yang di Timur Tengah saja, sedangkan hatinya sendiri (HAJAR ASWADnya) sendiri tidak pernah dikecup. Seharusnya HAJAR ASWAD nya sendiri itu dikecup dengan SAQOOLATAL QULUB (dengan pembersih hati) yakni DZIKRULLOH (ingat kepada Alloh) supaya bersih, bukan tetangganya yang disuruh ngecup. Dan bila hati (hajar aswadnya) tidak dikecup sendiri (dibersihkan dengan dzikir) maka akan hitam terus.
           
Adapun Hajar aswad itu sendiri dahulunya adalah HAJAR ABYAD (batu putih) dan berasal dari surga, turun bersama dengan Adam. Jadi asalnya Hajar abyad itu di surga, begitu juga dengan Adam, tapi iblispun juga disana.
           
Lalu kenapa batu yang asalnya putih (HAJAR ABYAD) berubah menjadi batu hitam (HAJAR ASWAD)? Sebabnya berubah jadi hitam karena terkena dosanya orang-orang musyrik atau karena dikecupi oleh orang-orang musyrik. Seandainya tidak dikecupi oleh orang-orang musyrik maka tidak akan menjadi hitam.
            Oleh karena sekarang ini batunya sudah hitam maka yang dikecupi oleh orang-orang itu ya hitamnya. Katanya sangat bangga sekali bisa mengecupnya. Tapi sekarang oleh pemerintah sana sudah tidak boleh mengecup hajar aswad, sudah dilarang.
           
Adapun letaknya HAJAR ASWAD itu menempel di Baitulloh. Bait = rumah. Alloh itu namanya Dzat yang Maha Kuasa. Jadi hajar aswad itu menempel dirumahnya gusti Alloh.
Apa Alloh punya rumah ?
Punya, manusia saja punya rumah apalagi Alloh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar