Minggu

Ateisme Kaum Beragama

Memang sangat jarang orang menyadari bahwa dikalangan orang-orang yg mengaku percaya kepada Tuhan (beriman), ternyata terjerumus ke dalam paham tak ber-Tuhan. Tetapi dalam gagasan jenius Octavio Paz ternyata dalam kalangan kaum beragama tumbuh subur  faham ateis yg sangat jarang disadari oleh pengikut faham ini. Mari kita ikuti pisau analisis yg sangat tajam dari Octavia Paz, adalah orang penyair, sekaligus diplomat dan peraih hadiah nobel kesusastraan tahun 1990. Octavia Paz mensinyalir bahwa di kalangan kaum beragama ternyata tumbuh subur faham yg sama sekali tidak di sadari, yakni adanya sebuah fenomena yg di sebut sebagai ateisme kaum agama. Fenomena ini nampaknya
paradoksal sekali, dan rasanya tak mungkin jika dikatakan bahwa dikalangan kaum beragama kok masuk golongan ateis. Mari kita analis dengan jernih. Memang benar bahwa orang-orang yg percaya kepada Tuhan, menurut pandangan orang banyak, bukan kaum yg ateis, tetapi nilai apa yg kita berikan kepada mereka yg mengaku telah mengucapkan dua kalimah syahadat, rajin ke masjid, tetapi perilakunya sama sekali jauh, bahkan berlawanan dengan ajaran Al-Qur'an. Permasalahan utamanya adalah mereka mengakui adanya Allah, tetapi dalam hidup keseharian mereka menganggap seolah-olah Allah itu idak ada. Memang mereka telah berikrar bahwa Allah ada, tetapi sekali lagi dalam keseharian  Allah itu seolah-olah tidak ada. Dalam istilah Kejawen disebut dengan tidak di reken. Dengan dianggap seolah-olah tuhan tidak ada maka mereka bisa berbuat sekehendaknya sendiri. Mereka boleh dan bebas untuk mencaci, menyebar isu-isu bohong, memfitnah, mengadu domba, merusak suasana kondusif dan sebagainya. Sebenarnya tidak terlalu sulit membedakan orang-orang yg benar-benar saleh dengan yg sok saleh tetapi tidak bertuhan. Meskipun mereka boleh jadi rajin ke masjid atau bersembahyang, sudah menunaikan rukun islam yg ke lima, namun jika dilihat perilakunya bertentangan dengan ajaran agama sejati, maka itulah tanda-tanda nyata bahwa orang ini masuk dalam kategori kaum beragama yg ateis. Dalam pandangan Goenawan Muhammad kenyataan semacan ini sebagaimana dikatakan dalam risalahnya Tuhan dan Hal-hal yg Tak Selesai mengungkapkan kaum ini dengan bahasa puitis demikian: "Yang Esa telah jauh, hanya memanggil dengan gema yg berbeda-beda, seraya tak hadir." Ciri khas dari kaum ini dengan mudah bisa disaksikan dari kepercayaan mereka yg lebih mengandalkan pada......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar