Jumat

Menata Kesopanan dalam Sholat

Di dalam Sholat itu kita dididik untuk menghormati Alloh, dididik tunduk kepada Alloh, dididik ta’at kepada Alloh, dididik Khusyu’, semuanya ini pendidikan di dalam Sholat.  Kalau Sholatnya tidak
Khusyu’, garapannya kasar, tidak sedep dipandang, bagaimanakah bisa mendidik diri kita?.  Rukuh-nya saja barulah dicuci kalau bulan Maulud saja, ya pastilah bau, kalau diingatkan malah dijawab :  “Lho itu kan bisa dipakai untuk obat batuk”.     
Di Masjid kami juga pernah saya lihat, ada orang yang Sholat Dhuhur itu garapannya kasar.  Tidak memakai baju tapi hanya berkaos dalam seperti orang yang sedang kepanasan, tidak berkopyah tapi kepalanya malah diikat kain sampai saya mengira dia itu pusing, ketika Tahiyyat-pun duduknya tidak benar, tapi seperti orang nongkrong, juga gerapannya itu terburu-buru, gugup semua.   

Masak bila melaksanakan Ibadah Sholat, menyembah kepada Alloh, garapannya kasar tidak sedap dipandang, semaunya saja.  Tapi anehnya, kalau mendatangi suatu hajatan, pakaiannya rapi sekali. Orang Tashawwuf gadungan kalau diingatkan malah menjawab :  “Alloh itu tidak melihat luarnya, tapi yang dilihat adalah hatinya, ini dalilnya ada dalam Hadits :
Qoola Rosuulullohi Shollallohu ‘alaihi Wasallam :  INNALLOOHA  LAA  YANDHURU  ILAA  SUWARIKUM  WA AJSAAMIKUM WA  LAAKIN  YANDHURU  ILAA  QULUUBIKUM.  (Al-Hadits).
Artinya  :  Bersabda Rosululloh SAW., :  “Sesungguhnya Alloh itu tidak melihat bentukmu dan jasadmu tetapi Alloh itu melihat kepada hatimu”.
Jadi tidak apa-apa Sholat yang berpakaian seperti ini, karena yang dilihat Alloh adalah hatinya.
Orang yang seperti ini adalah Tashawwuf tingkat Alif-Ba’-Ta’,  semaunya sendiri. Mungkin pembaca yang seperti ini juga banyak, juga memakai dalil ini, sok-sok-an, seenaknya sendiri.
Di Masjid tempat ini juga pernah terjadi pada Hari Raya, mungkin karena terdorong oleh anjuran dari Nabi untuk Mensyi’arkan Malam Hari Raya supaya bisa menghidupkan hati sehingga semalam suntuk baca Takbir terus, maka ketika melaksanakan Sholat ‘Ied, pada barisan nomer tiga itu ada yang roboh terjatuh sehingga rusak barisan situ karena kerobohan orang yang ngantuk tadi.
Oleh sebab itulah apabila melaksanakan Sholat yang diatur yang baik karena kita sedang menghadap Gusti Alloh. Seandainya ada makanan di depan kita, maka lebih baik disingkirkan agar ketika Sholat itu kita tidak melirik makanan. Mungkin makanannya tinggal satu itu saja, lalu tiba-tiba ada kucing datang. Mau mengusirnya padahal sedang sholat, nanti sholat bisa batal. Tapi kalau tidak diusir padahal makanan tinggal satu, nanti yang saya makan apa. Akhirnya dia pasang strategi. “Sudahlah lebih baik sambil menyelam minum air saja”.  Maka sewaktu membaca Basmalah itu nadanya dikeraskan :  “Bis !!”.  Ya jelaslah kucingnya lari karena saking kagetnya.  Ini namanya membaca Basmalah sambil menggertak kucing.     
Meskipun kita tidak mengusai Ilmu Fiqih secara mendalam, tapi diusahakan kita harus tahu sedikit-sedikit, belajar Ilmu Fiqih gitu lho!.  Jangan sok ketashawuf-tashawufen, ya biasa-biasa sajalah, meskipun tidak mendalam benar fiqihnya, belajarlah yang praktis saja, contohnya  : Kalau berbaris dalam sholat ya yang lurus, karena bila barisan sholat berjama’ah itu tidak lurus berarti menandakan tidak tahu Ilmu Feqih.
Barisannya pun harus rapat, karena menurut kitab fiqih kalau masih renggang nanti akan dimasuki syetan, tapi masih untung syetan itu mau ikut sholat. Sebenarnya mudah kok menilai seseorang itu mengetahui Ilmu Fiqih ataukah tidak.     
Jadi apabila sholat, barisannya harus lurus dan jarak barisnya dikira-kira sendiri, jangan terlalu renggang dan jangan terlalu rapat karena bila terlalu rapat nanti akan menabrak barisan depannya.
Seandainya tidak tahu sama sekali persoalan itu dan langsung saja diajak ke Masjid untuk berjama’ah, dikhawatirkan nanti bisa membubarkan barisan lainnya, seperti juga pernah di-Masjid sini, ya sepupu saya sendiri yang bernama Kastubi. Belum bisa Sholat sudah diajak Jama’ah Sholat Jum’at, ditengah-tengah sholat, ia lupa bacaannya, sehingga bertanya pada orang disampingnya. Ya mesti saja jadi bahan perbincangan orang, masak sedang sholat kok bertanya, ini kan lucu. Maklum orangnya sudah tua.
Ini supaya bisa dijadikan pengalaman, makanya kalau belum mengerti, diajari dulu di rumah, jangan langsung diajak ke Masjid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar