Rabu

Buahnya Sholat

Menurut Al-Qur’an, buahnya Sholat atau hasilnya Sholat itu adalah  :
TANHAA  ANIL  FAKHSYAA-I  WAL  MUNKAR.

Artinya :  “Mencegah dari perbuatan fakhsya’ dan perbuatan mungkar”.
Jika ada orang yang mengerjakan Sholat bertahun-tahun tetapi haal-nya (perbuatannya) belum mencegah dirinya dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar, maka itu adalah ibarat orang yang mengharapkan buah/hasil tanamannya, tapi tanaman itu tidak akan berbuah walau sampai wafatpun ia menunggunya. Lalu apa hasilnya?. Hasilnya ya lelah.

Jadi hasilnya sholat itu harus dibuktikan pada kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Latihannya ya di dalam sholat, sedangkan hasilnya itu dibuktikan diluar sholat, oleh sebab itulah bila setiap sholat pastilah diakhiri :
ASSALAAMU’ALAIKUM  WAROHMATULLOOHI  WABAROKATUH.
Menengok ke sebelah kanan, salam kepada orang-orang yang baik.
ASSALAAMU         :    Mudah-mudahan salam sejahtera.
’ALAIKUM             :    Tetap atas kamu semuanya orang-orang yang baik, supaya kebaikannya tetap.
WAROHMATULLOOHI:   Dan mudah-mudahan kamu mendapatkan Rohmat Alloh.
WABAROKATUH  :    Dan mudah-mudahan kamu mendapatkan Barokah Alloh.
Setelah selesai mendo’akan orang-orang yang baik, lalu mendo’akan orang-orang yang kurang baik dengan salam menengok ke sebelah kiri.
ASSALAAMU’ALAIKUM  WAROHMATULLOOH.
Artinya :  “Mudah-mudahan kamu dalam keadaan selamat sejahtera dan mendapat Rohmat dan Alloh (sehingga hilang kejelekannya)”.
Jadi di dalam bacaan salam diwaktu Sholat itu adalah  :
  1. Orang yang baik dido’akan supaya tetap kebaikannya.
  2. Dan orang yang jahat dido’akan supaya hilang kejahatannya.
Berarti di dalam Ibadah Sholat itu kita juga dididik mengenai Kemanusiaan, karena di dalam Sholat itu kita dididik untuk mendo’akan keselamatan baik pun kepada orang-orang yang baik maupun kepada orang-orang yang tidak baik. Setiap hari dididik sebanyak lima kali.
Maka apabila setelah selesai melaksanakan Sholat ternyata bertindak kejam terhadap sesama, berarti sholatnya itu tidak ada buahnya, karena hasilnya/buahnya Sholat adalah TANHAA  ANIL  FAKHSYAA-I  WAL  MUNKAR  (Mencegah dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar).
Umpamanya :  Titip menjualkan barang pada seseorang, lalu fihak yang dititipi menjawab  :  “Uangnya nanti saja mbakyu karena barangnya masih belum laku, bila sudah laku maka akan saya bayar”.
Berhubung karena tidak percaya maka orang yang dititipi itu langsung dilaporkan ke polisi dan dituntut.  Hanya masalah uang seribu saja dilaporkan polisi, ini namanya disenggol murup, tersinggung sedikit saja sudah marah-marah, padahal mereka itu juga melakukan sholat, lalu dimanakah buahnya sholat yang selama ini dikerjakannya?. Karena kita melaksanakan Sholat itu supaya dapat berbuah ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu, tenang menghadapi ujian banyak harta benda, tenang menghadapi kefakiran, tenang menghadapi kesulitan dan itulah tandanya kalau Sholatnya itu berbuah.     
Maka bisa disimpulkan.  Kalau seseorang yang Sholat itu tidak bisa mencegah dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar, maka mereka itu bisa disebut bajingan di dalam Sholat.
Oleh sebab itu untuk membuktikan buah sholatnya, maka setelah sholat itu diperintah bertebaran dimuka bumi.  Mengapakah diperintah bertebaran dimuka bumi?. Yaitu untuk menyampaikan pesan-pesan sholat.
Nabi Muhammad SAW., pernah ditanya oleh shohabatnya :  “Wahai Rosul, si A itu kalau malam sholat tahajjudnya banyak dan kalau siang itu puasa terus, akan tetapi ia menyakiti hati tetangganya, bagaimanakah itu?”.  Jawab Rosulullloh singkat :  “Ia mendapat neraka!”.  Jadi jangan dikira hanya cukup dengan sholat saja. “Sudahlah pokoknya saya itu sholat, zakat, biarpun tidak baik dengan tetangga, itu tidak apa-apa”.
Ini anggapan yang salah, karena menurut Kanjeng Nabi, mereka akan masuk neraka. Lalu mengapakah Rosululloh menjawab demikian itu?.  Karena pada diri mereka itu Kemanusiaan tidak ada, padahal buahnya sholat adalah :
TANHAA  ANIL  FAHSYAA-I  WAL  MUNKAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar