Kamis

Kebesaran Bulan Dzul Hijjah


Sebagaimana telah kita maklumi bersama, bulan ini adalah bulan yang agung, bulan besar. Kebesaran bulan Dzul Hijjah ini ditandai oleh beberapa tanda. Beberapa hari yang menjadi tanda kebesaran bulan Iedul Adlha :

1.   Tanda yang pertama :
      Hari tanggal 8 dinamakan : “Yaumit Tarwiyyah”.
2.   Tanda kedua :
      Hari tanggal 9 dinamakan : “Yaumil ‘Arofah”.
3.   Tanda kebesaran ketiga :
      Hari tanggal 10 dinamakan : “Yaumin Nahr”.
4.   Tanda kebesaran keempat :
      Hari tanggal 11 dinamakan : “Yaumit Tasyriq”.
5.   Tanda kebesaran kelima :
      Hari Tanggal 12 dinamakan : “Yaumit Tasyriq”.
6.   Tanda kebesaran keenam :
      Hari tanggal 13 dinamakan : “Yaumit Tasyriq”.


Tiga hari berturut-turut, dari tanggal 11 sampai tanggal 13 dinamakan : “Yaumit Tasyriq”. Pada hari tanggal 8 dinamakan : “Tarwiyyah”. Mengapa pada malam itu dinamakan “Tarwiyyah” ?
Syaikh Abdul Qodir Jailani R.A. dalam kitabnya Al-Ghoniyyah juz II menerangkan :
“Dinamakan Tarwiyyah karena Ibrohim Alaihis Salam melihat dalam mimpi pada tanggal delapan itu menyembelih anaknya yang namanya Ismail”.
Itulah sebabnya pada hari tanggal 8 dinamakan : Yaumit Tarwiyyah, asalnya dari kata : “Ro-a”. Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah Hajji, disunatkan berpuasa pada hari Tarwiyyah itu.
“Puasa hari Tarwiyyah menutup dosa satu tahun”.
Pada hari Tarwiyyah itu, bagi orang yang menunaikan Hajjil Akbar, dengan tata cara yang telah ditentukan mulai ber-Ihrom lagi, kemudian bergerak menuju ke Mina. Kalau dapat sholat Dhuhur dengan sholat Ashar dikerjakan di Mina dengan Jama’ Qoshor : dua rokaat – dua rokaat. Kemudian sholat Maghrib, sholat Isya’.

Tanda kebesaran kedua : Pada hari tanggal 9 dinamakan : Yaumil ‘Arofah. Bagi yang tidak menunaikan ibadah Hajji, di tanggal 9 itu disunatkan puasa.
“Puasa sehari yaumu ‘Arofah dapat menutup dosa kecil dua tahun, setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang”.
Bagi orang yang menunaikan ibadah Hajji, tidak boleh melakukan puasa Arofah. Bagi orang yang menunaikan Hajjil Akbar, setelah sholat Shubuh, dan setelah terbit matahari, meninggalkan Mina menuju ke padang Arofah. Dalam perjalanan dari  Mina sampai ke Arofah, setelah sampai ke sebuah tempat yang namanya “Namiroh”, berhenti menunggu gelincir matahari.
Masuk waktu Dhuhur, melaksanakan sholat Dhuhur dan sholat Ashar, Jama’ Taqdim di Arofah, wukuf di Arofah, disitu apa yang paling banyak dibaca?
Yang paling utama membaca : Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka
Tanda kebesaran bulan Dzul Hijjah ketiga : Tanggal 10 ; Hari Raya Iedul Adlha atau Yaumin Nahr. Mulailah umat Islam membaca Takbir, dan hari itu dinamakan hari yang agung.
“Hari yang paling agung bagi Alloh adalah Yaumun Nahri (Hari tanggal 10 Dzul Hijjah)”.
Setelah matahari terbenam pada hari Arofah, orang yang mengerjakan Hajji meninggalkan padang Arofah menuju ke Muzdalifah. Dalam perjalanan tetap bertalbiyah membaca :

Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka
“Aku penuhi panggilanmu ya Alloh, aku tunaikan panggilanmu”.
“Aku penuhi panggilanmu, tak ada syerikat bagimu”.
“Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan bagimu”.
“Dan kerajaan juga bagimu”.

Sampai di Muzdalifah melaksanakan sholat Maghrib dan sholat Isya` dengan cara Jama’ Ta’khir : sholat Maghrib dikerjakan di waktu Isya`. Diusahakan dapat bermalam di Muzdalifah.
Awal waktu Shubuh di Muzdalifah, kemudian bergerak menuju ke tempat yang dinamakan : “Masy’aril Harom”. Wukuf di bukit “Izzah” berdzikir hingga matahari benar-benar terang. Sebelum matahari terbit, meninggalkan Masy’aril Harom masuk Mina lagi, kalau bisa langsung menuju Jamroh ‘Aqobah: melontar ‘Aqobah. Disitu sholat Iedul Adlha, ibadah kurban.
Tanda kebesaran keempat, lima, enam dinamakan : “Ayyaamit Tasyriq”.

Rosululloh SAW telah menerangkan : Enam hari dalam satu tahun kita dilarang berpuasa, tanggal satu Syawwal kita harom melaksanakan puasa karena itu Iedul Fithri. Tanggal 10 Dzul Hijjah, harom melaksanakan puasa. Tanggal 11, 12, 13 : Ayyanut Tasyriq harom tidak boleh berpuasa. Kemudian dilarang puasa khusus pada hari Jum’at, boleh melaksanakan puasa kalau bergandengan dengan sebelumnya hari Jum’at tersebut.
Mengapa tanggal 11, 12, 13 dinamakan Ayyamut Tasyriq ?
Tasyriq artinya pancaran, hari terbit, hari yang memancar, pancaran daging kurban, pancaran darah kurban, pancaran Takbir, pancaran Tahlil, pancaran Tasbih, pancaran melontar Jamroh. Itulah sebabnya hari-hari itu dinamakan Ayyamut Tasyriq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar